Pages

Tuesday, April 8, 2014

MENIKMATI LAGUNA TITIPAN SURGA DI ELNIDO

Cerita ini telah dipublish di Website Majalan Panorama, baca di disini

Apakah kamu membawa mangga di tas?,” kata seorang Petugas. Aku hanya menggeleng, dan suami ku dengan ramah menjawab “No, Sir,”. Tidak lupa dengan senyuman. Aku melihat sekeliling . Heran. Apa gerangan orang-orang ini menanyakan keberadaan mangga. Di sebuah papan pengumuman lusuh tertulis “Plant Quarantine Service Check Point”. Aku hanya memandang heran, namun terlalu malas untuk berpikir, apalagi bertanya. Minivan yang kami tumpangi sejak 3 jam lalu kembali bergerak, menembus jalanan dengan aspal yang tidak sempurna. Terkadang malah hanya jalan tanah dengan bebatuan kecil. Menurut informasi kami butuh 2-3 jam lagi agar sampai ke tujuan.
Perjalanan minivan ini di mulai dari Kota Puerto Princesa, ibu kota Provinsi Palawan, Filipina. Kota ini bisa ditempuh dengan pesawat selama 1 jam dari Kota Manila. Begitu mendarat di Bandara Internasional Puerto Princesa , beberapa travel agent berbaris menyambut kami dengan kertas berisi paket perjalanan serta tiket minivan menuju Elnido, tujuan kami. Beberapa turis yang satu pesawat dengan kami terlihat langsung membeli. Namun kami sebagai backpacker minim budget tidak ingin menyesal dengan harga tanpa tawar menawar. Benar saja, kami mengehemat 400 Piso (1 piso : Rp. 300) dengan memesan tiket di luar gedung Bandara.
Hari sudah mulai senja dan langit telah mengeluarkan mega merahnya. Akhirnya minivan berhenti di sebuah pasar kecil yang ternyata merupakan akhir perjalanan kami. Begitu turun, beberapa tukang becak langsung menawarkan jasa mereka untuk mengantarkan kami ke kawasan pantai yang banyak dibangun penginapan. Kami melihat sekeliling, hanya ada kios-kios yang menjual sayur, buah, dan ikan. Kami tidak menemukan pantai atau pun penginapan. Akhirnya kami mengiyakan tawaran mereka. Dengan 50 Piso, kami pun beranjak dengan becak Elnido yang mirip bemo.


15 menit kemudian, kami memasuki kawasan pemukiman yang padat. Rumah penduduk, penginapan, restauran, toko, dan beberapa travel agen bersatu padu di kawasan ini. Fransisco, supir becak menawarkan kami beberapa penginapan, namun kami menolak dan memilih untuk mencari sendiri. Kami memilih salah satu penginapan milik warga dengan harga 600 Piso per malam, harga tersebut sangat murah mengingat Februari merupakan high season di Elnido dan kamar kami juga telah dilengkapi dengan kamar mandi, tidak perlu sharing.
Elnido terletak di wilayah paling utara Provinsi Palawan, merupakan kota kecil yang diapit oleh tebing dan laut. Untuk menyusuri kota ini, kita hanya perlu berjalan sekitar 20-30 menit dari ujung ke ujung. Selain turis, ELnido juga menjadi daya tarik produser perfilman di dunia. Beberapa Film yang masuk layar lebar mengambil gambar di Elnido, seperti Bourne Legacy.


Keesokan harinya kami melakukan hopping island yang merupakan alasan utama para turis datang ke Elnido. Kami memilih paket A dengan harga 900 Piso per orang. Tour paket A meliputi wisata laguna dan pantai yang berada di sekitar pulau miniloc. Selain harga paket, kita juga harus membayar tiket masuk kawasan pulau sebesar 200 Piso, tiket ini berlaku untuk 10 Hari.
Setelah pemandu yang sekaligus merupakan kru kapal memperkenalkan diri,  kapal bercadik sebagai tranportasi kami mulai meninggalkan pantai Elnido. Di Kapal kami bersama 6 turis lain. 2 turis pertama yang merupakan suami istri berasal dari Manila yang sedang melakukan bulan madu, suami istri lainnya berasal dari San Fransisco namun berperawakan Asia,  2 turis wanita lainnya berasal dari Korea.
Pertama sekali kapal berhenti di Pantai Seven Comandos. Pasir putih, laut hijau bening dan langit yang biru langsung menyambut kami. Tidak ada hotel atau keramaian menambah pesona pantai Seven Comandos. Teriknya matahari yang mulai membakar kulit tidak kami hiraukan. Selama waktu yang diberikan kami terus saja berenang dan mengabadikan keindahan pantai dengan kamera.

Dari Pantai Seven Comandos kami melanjutkan perjalanan menuju Secret Lagoon. Sesuai namanya, untuk menuju laguna ini kami harus melewati satu lubang kecil yang tersembunyi. Tentu saja kapal kami tidak bisa masuk sehingga kami harus berenang menuju lubang tersebut. Secret Lagoon merupakan kawah kecil yang dikelilingi tebing raksasa. Tidak bisa berenang di laguna ini karena sangat dangkal. Kami memilih untuk cepat keluar dari secreet lagoon dan menikmati keindahan pantai di sekitarnya. Kami tidak heran mengapa produser film jatuh cinta pada Elnido, pantainya memang benar-benar cantik dan alami.
Matahari semakin naik keatas hingga berada dipuncak. Perut kami mulai keroncongan. Kapal kami kembali melempar Jangkar ke sebuah pulau kecil yang penuh batu, Pulau Shimizu. Seperti di Pantai Seven Comandos, pasir di pulau ini begitu lembut dan putih, hanya saja pulau ini dikelilingi batu kapur karst yang menjulang tinggi. Kru kapal memberi arahan bahwa di Pulau ini kami akan makan siang. Sambil menunggu pemandu, kru kapal yang ternyata juga koki memasak, kami disarankan untuk snorkeling dan menikmati pantai.

Kami terlalu lapar untuk melakukan snorkeling, sehingga kami hanya keliling di sekitar pulau. Banyak sekali bagian pulau ini yang bisa kita jadikan sebagai pantai ‘pribadi’ karena tidak ada pengunjung lain. Setelah puas mengambil foto kami kembali menuju pantai tempat kapal dilabuhkan. Berharap makanan telah tersaji. Dan Harapan kami hanya tinggal harapan karena para “koki” dadakan masih sibuk membersihkan ikan.
Akhirnya kami bergabung dengan Marco dan istrinya, yang ternyata berkebangsaan Filipina namun sudah lama tinggal di San Fransisco. Saat ini Marco memiliki 2 kebangsaan, Filipina dan Amerika. Yang terakhir ia dapatkan dengan menjadi Alien Residence dan guru musik di San Fransisco. Marco Juga menjelaskan kenapa setiap pengunjung dilarang membawa mangga ke wilayah Elnido. Hal ini disebabkan karena beberapa wilayah di Filipina memiliki pohon mangga yang buahnya selalu dipenuhi dengan serangga. Dan Pemerintah Elnido tidak ingin hal tersebut merambat ke daerah mereka sehingga mereka melarang para turis membawa mangga, Rasa penasaran kami akhirnya terpecahkan.


Cerita kami semakin seru sebelum akhirnya kami dipanggil untuk menyantap makan siang. Nasi, terong, Ikan, ayam dan babi panggang sudah tersedia di atas meja. Sebagai muslim, kami sangat tidak terbiasa  makan di tempat yang memiliki menu Babi. Namun karena rasa lapar kami sudah memuncak, akhirnya kami makan juga, dengan ikan dan nasi saja tentunya.
Selanjutnya kami akan mengunjungi Big Lagoon dan Small Lagoon. Yang menurut kami merupakan icon Elnido. Sering sekali ketika kita mencari informasi tentang Elnido, Foto kedua laguna inilah yang sering ditayangkan. Big Lagoon dan Small lagoon merupakan swimming hole yang luar biasa. Airnya yang tenang berwarna hijau serta dikelilingi bebatuan tinggi yang ditumbuhi pepohonan adalah panorama yang luar biasa, Jika difoto dari atas, kedua laguna ini menyerupai Pulau Wayag di Raja Ampat.
                 

Untuk menikmati laguna ini, kita bisa berenang atau menggunakan kayak. Jalan menuju Big Lagoon membuat kita seperti memasuki dunia baru. Kita akan melihat laut hijau tenang selutut yang diapit dua tebing tinggi seperti berada di dalam Ngarai. Ngarai tersebut akan membawa kita pada sebuah lokasi menyerupai danau berwarna dark turquoise yang juga dikelilingi oleh batu kapur karst. Small Lagoon tidak mau kalah. Walau jalan masuknya hanya berupa lorong sempit namun keindahan lagunanya juga menghipnotis kita untuk melupakan segala sesuatu di luar laguna.
Kami tidak perlu berpanas-panasan karena di kedua laguna tersebut cukup teduh. Saya sampai berhayal bahwa laguna ini merupakan dulunya pemandian Putri Kayangan. kami juga banyak menemukan bintang laut dan Bulu babi di Big Lagoon. Namun jangan takut, karena bulu babi tersebut hanya berkumpul di pinggiran tebing dan tidak menyebar. Small Lagoon dan Big Lagoon merupakan pemandangan yang paling luar biasa yang pernah saya lihat. Kami sampai harus dipanggil berkali-kali oleh pemandunya untuk kembali ke kapal.
Big Lagoon adalah akhir dari perjalanan tour kami. Setelah semua berkumpul di Kapal, akhirnya kami kembali menuju pantai Elnido dan berpisah dengan kru kapal dan juga peserta tour, tidak lupa kami saling bertukar email. Perjalanan yang sarat dengan keindahan ini telah berakhir namun akan terus berbekas di hati dan suatu hari sangat ingin kembali lagi.

No comments: