Pages

Saturday, April 12, 2014

BERMALAM DI PHI PHI ISLAND

Kami berlari-lari dengan ransel penuh dipunggung begitu turun dari mobil, memeriksakan tiket pada petugas, dan kembali berlari melewati lorong sepi yang panjang di Krabi Tharua Boat Pier, dermaga di Kota Krabi. Kami lega bukan main setelah menginjakkan kaki di geladak kapal. Kami adalah penumpang terakhir kapal ini. Terlambat sedikit saja, kami harus merelakan satu malam di Phi Phi Island karena kapal tersebut merupakan shift terakhir di hari itu.

Kapal pun mulai menaikkan jangkar untuk menghantarkan kami beserta turis lain ke tujuan, Pulau Phi Phi. Sebagian besar penumpang merupakan turis barat yang berkulit putih. Thailand memang tidak pernah sepi akan tamu dari berbagai belahan dunia. Setelah kurang lebih 1,5 Jam berada di Kapal yang kami bayar dengan harga 450 Baht ini, akhirnya kami sampai di Phi phi Island.
Begitu turun dari dermaga, kami langsung ditawarkan penginapan dan paket perjalanan. Namun kami adalah pelancong yang menganut ajaran ekonomi, dengan modal sekecil-kecilnya mau dapat yang sebesar-besarnya dan sebagus-bagusnya. Tentu saja calo tidak pernah kami pakai. Kami lebih senang bertanya dan mendatangi hotel sendiri.
Ketika sedang melihat peta, seorang perempuan dan anaknya yang memakai jilbab menghampiri kami, mereka juga penumpang di kapal yang sama dengan kami dari Krabi. Sang ibu menyapa kami dengan bahasa thai. Langsung dengan perasaan bangga kami menjawab “We don’t speak Thai.” Entahlah rasanya menjadi turis dan dengan bahasa inggris pula menaikkan derajat kami. Pemikiran yang bodoh bukan? Singkat cerita, akhirnya mereka tahu bahwa kami ingin hotel paling murah di Phi-phi Island. Setelah berbicara melalui telepon, si Ibu menawarkan hotel di dekat hotel tempat dia bekerja. Kami mengiyakan.
Flower Bungalow, ada 2 kata bermakna kembang bukan? Kamarnya terdiri dari pondok-pondok kayu yang terasnya digantungi Hammock dan didekatnya ditanami bunga Melati yang berwana-warni dan wangi. Kami memilih kamar dengan fasilitas Kipas angin dengan harga 900 Baht. Ada juga kamar sharing dorm dengan harga 250 baht per orang. Pemilik penginapan cukup ramah dan mengajak kami makan malam bersama.
Phi phi Island terdiri dari 2 pulau. Phi Phi leh yang terkenal dengan Maya Baynya dan juga Phi phi don yang sekarang kami kunjungi. Seperti pulau-pulau yang dikunjungi turis lainnya, Phi phi don dipenuhin dengan penginapan, restauran,  street food, café, bar, toko souvenir, convenience store, dan juga travel agen yang menawarkan paket perjalanan. Kami memesan paket perjalanan setengah hari dengan harga 500 Baht, dan tiket menuju Phuket seharga 250 baht.
Pada sore hari kami menyusuri Loh Dalum Bay, yang lautnya surut sehingga menyisakan banyak ruang kosong yang kering untuk melakukan apa saja. Kursi-kursi plastik putih telah berjejer rapi di depan setiap restauran dan bar. Beberapa turis bermain bola, sebagian lagi hanya berfoto-foto seperti kami. Matahari hampir saja menyelesaikan pekerjaannya, menyisakan mega merah di langit dan membentuk siluet pada tebing di kejauhan sehingga meninggalkan panorama yang dramatis.
Pada malam hari, Keramaian di pulau phi-phi memuncak. Setiap sisi pasti dikerumuni turis. kursi kursi putih yang berjejer di pantai kini dipenuhi oleh manusia. Beberapa meja terisi dengan bong, minuman serta wadah plastik mirip pot bunga bertali yang yang ternyata juga berisi minuman. Hampir semua turis membawa wadah tersebut. Saya sendiri aneh melihat wadah plastik tersebut yang sama sekali tidak menginterpretasikan sebagai tempat minuman.
Seluruh keramaian malam ini ternyata juga disebabkan oleh Live Fire show yang di mainkan sepanjang pantai. Setiap bar berlomba lomba memainkan atraksi  untuk menarik pengunjung dan memeriahkan Phi-phi Island. Hulahup api, lompat tali api, atraksi tongkat api, bunga api, semburan api hingga berjalan diatas tali sambil memainkan tongkat api adalah penampilan yang sering ditampilkan dan diiringi dengan musik yang keras. Pengunjung tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk menikmati atraksi ini.

Keesokan harinya, Setelah menitipkan tas pada loker yang disediakan Flower Bungalow karena kami akan kembali diatas batas jam checkout, kami melakukan tour  setengah hari yang dimulai dari jam 8 hingga jam 2 siang. Dan hanya kami berdua dan guide yang berasal dari Asia. Pertama sekali kami akan snorkeling untuk melihat Hiu di shark point, hanya membutuhkan waktu 5 menit menuju lokasi ini dari pantai tempat kami menginap. Tapi tampaknya hari itu bukanlah hari keberuntungan kami. Pada awalnya kami masih bisa mengikuti guide yang kami yang lincah berenang kesana kemari, lama-lama kami tertinggal karena arusnya yang cukup deras, dan tentu saja kelelahan mengikuti kelihaian si guide yang mungkin sejak lahir sudah hidup di laut. Dan ketika ditanya, tidak satu pun dari kami yang melihatnya kecuali si guide.
Selanjutnya kami menuju Viking cavé, ini hanya sebuah gua yang menempel pada dinding karang di tengah laut. Kita hanya bisa menikmati ekskotis gua ini dari kapal karena gua tersebut dilindungi oleh pemerintah Thailand karena dihuni oleh wallet yang cukup berharga. Dari Viking cave kami menuju Koh Pileh Lagoon, salah satu spot favorit saya. Seperti namanya lokasi tersebut merupakan sebuah laguna, swimming hole dengan air tenang dan bersih berwarna turqoise yang dikelilingi oleh tebing batu kapur karst. Disini kami diijinkan untuk berenang. Pemandangannya mengagumkan. Beberapa turis terlihat memanjat tebing untuk kembali terjun ke laut.

Dan akhirnya tibalah kami pada pantai yang merupakan icon Phi phi Island dan terkenal lewat film The beach-nya Leonardo Dicaprio, Maya Bay. Disini kami diberikan waktu yang lebih lama untuk bersantai sekaligus menikmati makan siang kami. Pantai ini memang indah, berpasir putih, lautnya bening kehijauan, dan dikelilingi oleh tebing yang menambah pesona maya bay, namun sangat ramai. Kami tidak terlalu bersemangat untuk berenang dan lebih memilih untuk menjelajahi isi hutan Maya Bay. Walau tidak ada hotel atau restauran, di Maya Bay telah dibangun fasilitas toilet untuk para turis.
Dalam hutan Maya Bay, kita seperti berada di dunia baru yang penuh petualangan. Kita akan melewati jalan setapak yang kanan kirinya dipenuhi dengan pepohonan. Diujung perjalanan kita akan menemukan tangga untuk naik ke tebing dan melihat pemandangan yang… Wow. Air sebening Kristal kehijauan, dengan tebing indah yang ditumbuhi pepohonan hijau sebagai background ditambah angin sepoi-sepoi membuat kami berlama-lama. Hanya saja kami kasihan membayangkan Ahmad, guide kami akan berteriak dan berjalan kesana kemari mencari penumpang Asianya.

Pada kali ini aku benar-benar tidak suka dengan keputusan Ahmad. Demi melihat Penyu, kami dibawa pada laut dalam, berarus deras, dan pemandangan bawahnya hanya ikan kecil-kecil tanpa cahaya matahari pula karena sinarnya dihalangi oleh tebing tinggi di sisinya. Baru berenang lima menit saja, aku sudah buru-buru menuju kapal karena benar-benar tidak nyaman dengan suasananya. Dan aku menyesal kenapa dia tidak membawa kami menuju spot snorkeling yang dipenuhi ikan-ikan yang akan berkerumun karena roti yang kami tebarkan. Tapi tampaknya kali ini aku saja yang kecewa karena peserta tour lain sumringah begitu tiba di kapal. Mereka melihat dua penyu.
Tepat jam 2 kami kembali tiba di Phi phi Don, jadwal kapal kami menuju Phuket akan berangkat sejam lagi sehingga dengan buru-buru kami mandi dan mengganti baju. Setengah jam menjelang jam 3, kami telah tiba di dermaga yang padat. kami harus antri dan mendapat stempel sebagai boarding pass untuk masuk ke kapal. Kapal yang akan membawa kami menuju Phuket merupakan kapal besar 3 tingkat. Ada tiket ekonomi dan eksekutif. Kapal cukup bersih dan rapi. Hanya butuh 1,5 jam perjalanan hingga tiba di Pelabuhan Phuket. Sebelum keluar dari kapal, kami dipersilahkan mengambil buah Nenas, Semangka dan Jus yang disediakan secara cuma-cuma. Benar-benar liburan di kawasan Tropis yang menyenangkan :D

Tips and Trik Hemat di Phi phi Island
  • Tidak usah membeli tiket Kapal di Bandara Krabi. Naik saja bus bandara dengan tarif 90 Baht menuju Krabi Town dan bilang ke supirnya kita mau ke Phi phi Island. Mereka akan mmberhentikan kita pada sebuah travel agen yang lebih murah.
  • Kalau Jalan dari Krabi menuju Phi-phi Island, tidak usah membeli tiket kapal pulang pergi. Di Phi phi island lebih murah
  • Ketika memilih tour dan tiket menuju Phuket, jangan lupa untuk terlebih dahulu membandingkan harganya. Karena pelayanan dan kapalnya sama.
  • Ongkos dari Pelabuhan Phuket menuju Patong 150 baht per orang. Itu harga standard an paling murah. Tidak usah mencari harga yang lebih murah :D

Tuesday, April 8, 2014

MENIKMATI LAGUNA TITIPAN SURGA DI ELNIDO

Cerita ini telah dipublish di Website Majalan Panorama, baca di disini

Apakah kamu membawa mangga di tas?,” kata seorang Petugas. Aku hanya menggeleng, dan suami ku dengan ramah menjawab “No, Sir,”. Tidak lupa dengan senyuman. Aku melihat sekeliling . Heran. Apa gerangan orang-orang ini menanyakan keberadaan mangga. Di sebuah papan pengumuman lusuh tertulis “Plant Quarantine Service Check Point”. Aku hanya memandang heran, namun terlalu malas untuk berpikir, apalagi bertanya. Minivan yang kami tumpangi sejak 3 jam lalu kembali bergerak, menembus jalanan dengan aspal yang tidak sempurna. Terkadang malah hanya jalan tanah dengan bebatuan kecil. Menurut informasi kami butuh 2-3 jam lagi agar sampai ke tujuan.
Perjalanan minivan ini di mulai dari Kota Puerto Princesa, ibu kota Provinsi Palawan, Filipina. Kota ini bisa ditempuh dengan pesawat selama 1 jam dari Kota Manila. Begitu mendarat di Bandara Internasional Puerto Princesa , beberapa travel agent berbaris menyambut kami dengan kertas berisi paket perjalanan serta tiket minivan menuju Elnido, tujuan kami. Beberapa turis yang satu pesawat dengan kami terlihat langsung membeli. Namun kami sebagai backpacker minim budget tidak ingin menyesal dengan harga tanpa tawar menawar. Benar saja, kami mengehemat 400 Piso (1 piso : Rp. 300) dengan memesan tiket di luar gedung Bandara.

Sunday, April 6, 2014

MENIKMATI SEJUTA PESONA BAHARI DI PULAU WEH

Pagi itu saya terbangun, buru-buru memakai sandal, dan dengan setengah berlari menuruni tangga menuju Pantai. Ini adalah hari pertama saya di Pulau Weh, dan tidak ingin melewatkan Sunrise di Pantai Sumur Tiga yang cukup terkenal dan menjadi salah satu to do list di Pulau ini. Tiba di pantai, kantuk saya benar-benar hilang dengan pemandangan yang saya temui. Laut biru yang tenang, pasir putih yang halus, garis pantai yang panjang yang dibarisi dengan pohon kelapa tinggi yang kelihatan berlenggak lenggok karena bengkok, dan ketika melihat kearah timur, matahari dengan malu-malu menyembul, memberikan cahaya lembut kemerahan yang membentuk siluet pada batu dan pohon kelapa yang menjorok ke pantai. Sempurna sekali.

Wednesday, April 2, 2014

JENGA : BUILD SMART, COLLAPSE OTHER

Pernah dengar Jenga? Saya juga baru diperkenalkan oleh Renova Hutapea dan pacarnya ketika mengunjugi The Mind Cafe di Medan. Jenga adalah Board Game yang diciptakan oleh Desaigner Game dan Penulis yang berkebangsaan Inggris, Leslie Scott. 
Permainan ini menggunakan 54 balok yang disusun vertikal seperti bangunan gedung dengan 3 balok di setiap barisnya. Setiap pemain harus mengambil satu balok untuk disusun kembali di baris yang paling atas dan Tidak boleh mengambil balok di 5 baris tertinggi. Pengambilan balok dilakukan hanya dengan 1 jari, dan dinyatakan kalah apabila pemain menjatuhkan bangunan balok. Sebagai hukumannya, setiap pemain yang lain akan menjepitkan jepitan jemuran di rambut pemain yang kalah. Sanksi yang lain bisa juga dipakai. Makin berat makin seru :D

RAFTING

Its Saturday 29th March , and we had long weekend because Monday is Nyepi Celebration which mean its Red date and almost all institution were close include our office. So It’s the time to go out and have fun with friends :D
After  comparing many destinations, discussing, and Arguing, I, renova, angris, lugar, dede, fakhrul, dewi and johan decided a very best option : Rafting On Sei Binge. Its been choosen because Not too far from our home, cheap enough, and its only one day. So we have 2 more days to do our own activities. Perfect ! Then I searched some information about rafting on Sei Binge and found Explore Sumatera Organization ( www.exploresumatera.com) which could support us for Rafting. it cost only Rp. 225k per person include safety kit and tasty lunch :D.